Iklan

Ketika Demam Clash Of Clan (Coc) Melanda Siswaku

Ketika Demam Clash Of Clan (Coc) Melanda Siswaku
Tampilan game Clash of Clan

Perkembangan teknologi komunikasi kini ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangannya menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Tanpa perduli dengan umur, jenis kelamin, profesi maupun status sosial. Kemajuan teknologi benar-benar sudah menjadi sebuah budaya di masyarakat. 


Sebagai seorang guru perkembangan teknologi sebisanya harus diikuti. Hal ini berkaitan dengan perkembangan dan perubahan yang dialami oleh siswa kita dalam kehidupan bermainnya. Minimal kita harus mengetahui informasinya. Jangan hingga kita menjadi seorang guru yang “ketinggalan jaman”. 

Seperti kata orang bijak, pengalaman yaitu guru yang terbaik. Pengalaman inilah yang menyadarkan saya biar terus “melek” terhadap perubahan jaman. Melek terhadap perkembangan teknologi. Dalam kesempatan ini (berkenaan dengan adanya lomba yang diselenggarakan oleh acer lewat guraru) saya akan share kepada teman-teman guraru seluruh Indonesia mengenai pengalaman saya dengan game android COC.

Bermula siang itu di sekolah, saya menerima laporan dari salah seorang siswa bahwa ada siswa yang berkelahi. Sebagai wali kelas dari siswa tersebut saya memanggil anak yang berkelahi tersebut. Dengan tujuan memperlihatkan sebuah solusi bagi permasalahan yang mereka alami (menurut saya perkelahian muncul akhir siswa mengalami persoalan yang tidak sanggup mereka selesaikan).

Ternyata yang berkelahi yaitu Wahyu dengan Candra. Keduanya merupakan anak didik saya di kelas VA. Dari hasil keterangan mereka saya menyimpulkan alasan mereka berkelahi yaitu alasannya yaitu terjadi kesalahpahaman ketika bermain COC. Menurut Wahyu, Candra mengeluarkan kata-kata bernafsu ketika bermain COC. Hal ini memancing kemarahan teman-teman bermain mereka yang lain. 

Kejadian tersebut sudah dibenarkan sendiri oleh Candra. Dengan jujur beliau mengakui bahwa beliau mengeluarkan kata bernafsu ketika bermain COC. Dia lantas meminta maaf kepada Wahyu dan teman-teman yang diajak bermain COC (Keisha, Dewa Krisna, Mahesa, Yudha, Nanta, Rico, Wisnu, Rama, Gus De dan Ananda). 

Dari bencana tersebut saya ternyata gres menyadari bahwa di sekolah daerah saya mengajar (SDN 1 Semarapura Tengah, Kec. Klungkung, Kab. Klungkung, Provinsi Bali) anak didik saya lagi menggandrungi permainan COC. Menurut keterangan beberapa siswa, hampir semua siswa memainkan permainan tersebut di gadget mereka. Saya betul-betul merasa menjadi guru yang ketinggalan jaman. 

Sebenarnya dalam hal dunia IT, saya tidak terlalu ketinggalan. Melakukan pencarian di google, mendownload file maupun menciptakan blog sederhana sudah biasa saya lakukan. Namun, untuk persoalan game dengan gadget android, betul-betul saya masih awam sekali. Maklum HP saya saja sangat jadul (mencari sebuah alasan biar tidak kelihatan ketinggalan jaman sekali).

Dengan memakai laptop acer aspire E1-451G kesayangan (Hehehe soalnya mengikuti lomba artikel untuk acer, makanya harus memberi sebuah testimony sedikit sebagai pengguna setia acer. Kenapa kesayangan? Yah alasannya yaitu hanya punya laptop 1 saja :(.) dan modem saya mulai browsing mencari aneka macam hal perihal game COC. Dari sanalah saya menerima bermacam info yang berkaitan dengan COC. 

Clash of Clan merupakan sebuah game berflatform android (artinya hanya sanggup dimainkan di android). Game ini mengajak penggunanya untuk membangun sebuah desa (village) kemudian menciptakan pasukan dan memerangi desa lain (sebuah game untuk anak lelaki). Bebarapa desa sanggup bergabung membentuk sebuah Clan. Dan masing-masing Clan sanggup melaksanakan perang antara satu dengan yang lainnya. 

Pengetahuan sedikit perihal COC, ini tidak cukup memuaskan saya. Keinginan saya ketika itu yaitu sanggup mengetahui bagaimana kehidupan siswa ketika bermain COC dengan teman-temanya. Bagaimana interksi mereka dan apa manfaat yang sanggup diambil dalam permainan tersebut mengakibatkan saya ingin tau dan ingin masuk ke dunia mereka.

Tetapi, hambatan utama ada pada “adroid”. Ya, saya tidak mempunyai gadget android. Bagaimana saya sanggup masuk ke dunia bermain COC kalau pintu masuk saya tidak miliki. Wow, sebuah PR yang kembali harus meminta pinjaman “Eyang Google” untuk menyelesaikannya.

Setelah melaksanakan pencarian (browsing istilah kerennya hehehe…) saya menemukan bahwa ada banyak cara memainkan game COC di laptop. Syaratnya yaitu harus mempunyai koneksi internet, laptop dan sebuah emulator android. Wow…syarat yang gampang sekali (laptop dan modem sudah saya miliki. Emulator android sanggup di download).

Ada banyak aplikasi emulator android (software untuk memainkan game atau install aplikasi android) yang ada ditawarkan ketika saya melaksanakan browsing. Mulai dari Bluestack, android SDK, Genymotion, hingga dengan Windroye. Dari yang gratis hingga yang berbayar. Tinggal dipilih sesuai selera dan keinginan. 

Setelah membaca review sana sini, jadinya pilihan saya jatuh kepada Windroye. Kenapa windroye? Alasannya yaitu emulator ini paling ringan, ukuran kecil, tampilannya sederhana dan yang terpenting yaitu gratis. 

Setelah install windroye dan ikut memasuki dunia COC, saya menemukan fakta yang betul-betul mengkhawatirkan. Kehidupan siswa saya betul-betul sudah dikuasai oleh game besutan dari supercell tersebut. Hampir setiap ketika mereka memainkan game tersebut. Ketakutan terbesar yaitu mereka melupakan kiprah utama sebagai seorang siswa yaitu belajar. Menjadi sebuah PR bagi saya sebagai seorang guru.

Saya menyadari bahwa ketika di rumah, siswa akan berada dalam pengawasan orang renta mereka. Namun, saya menyadari demam COC ini akan sulit ditanggulangi oleh orang renta siswa sendiri. Harus ada kiprah seorang guru untuk mengontrol kegiatan siswa dalam bermain COC. Akhirnya saya menerima sebuah inspirasi ketika mengamati kegiatan siswa ketika bermain COC.

Dalam permainan COC terdapat fitur chat antar anggota Clan. Fitur chat ini menjadi media komunikasi antar anggota Clan dalam membangun sebuah taktik ketika melaksanakan war (perang antar clan). Ide saya yaitu dengan memperlihatkan mereka pertanyaan pelajaran ketika bermain COC dangan imbalan hadiah tentunya. Setiap soal yang dijawab dengan benar saya berikan point tertentu (sesuai tingkat kesukaran soal). Jika point mencapai 25, saya menjajikan sebuah es krim Magnum (perlu pengorbanan juga untuk menarik minat berguru siswa saya).
Diskusi perihal PR di fitur chat COC
Semangat siswa ketika melaksanakan kuis berhadiah Magnum

Setelah sekian usang berguru sambil bermain COC, saya menemukan beberapa manfaat dalam permainan tersebut. Adapun sisi positif yang saya temukan yaitu sebagai berikut : 
  1. Mengajarkan kepemimpinan bagi yang bertugas sebagai leader. Yang menjadi Leader dalam Clan saya yaitu Mahesa. Anak yang dalam keseharian tidak memperlihatkan sosok pemimpin. Namun dalam COC ini beliau sanggup berperan sebagai pemimpin dengan baik. 
  2. Mengajarkan musyawarah ketika mengatur taktik dalam war (perang antar clan). Untuk memenangkan sebuah War, perlu sebuah startegi yang matang. Maka sebuah diskusi dalam menentuk startegi sangat penting. 
  3. Mengajarkan saling membantu dan memberi. Dalam war, bagi yang sudah mempunyai level tinggi akan memeberikan (donate) pasukan untuk membantu yang masih level rendah. 
  4. Memperarat pertemanan.
Demikianlah pengalaman saya yang mungkin unik bila dibaca, tetapi itulah yang saya lakukan. Belajar menyenangkan sambil bermain COC. Ketika kita tidak sanggup mengekang siswa dalam melaksanakan sesuatu, maka kita harus sanggup mengarahkan sesuatu tersebut ke dalam proses pembelajaran. Itulah kiprah berat seorang guru. Semangat guru Indonesia.

"Artikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Guraru untuk Bulan Pendidikan berhadiah Acer One 10
Share This :