Iklan

Puisi Surat Dari Ibu Asrul Sani

Puisi Surat Dari Ibu Asrul Sani
Puisi Surat Dari Ibu Asrul Sani - Asrul Sani yaitu seorang sastrawan dari Indonesia. Beliau lahir di Rao, Sumatera Barat pada tanggal 10 Juni 1926 dan meninggal pada tanggal 11 Januari 2004.

 Asrul Sani yaitu seorang sastrawan dari Indonesia Puisi Surat Dari Ibu Asrul Sani

Semasa hidupnya, Asrul Sani populer sebagai sastrawan dan sutradara ternama. Dalam karya sastra, Astro Sani menjadi salah satu pencetus Angkatan 45. Bersama dengan Chairil Anwar dan Rivai Apin, dia menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir. Buku ini menjadi fenomenal alasannya banyak menerima tanggapan.

Salah satu karya sastra Asrul Sani yang populer yaitu Surat Dari Ibu. Dalam pameran literasi SD tahun 2018, puisi ini dijadikan sebagai puisi wajib. (Jik yang ingin mengikuti pameran literasi SD, silakan baca : Festival Literasi SD Tahun 2018)

Berikut ini merupakan puisi Surat Dari Ibu karya Asrul Sani yang dipakai sebagai puisi wajib dalam lomba baca puisi pameran literasi SD tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.

SURAT DARI IBU
Karya : Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
dan matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke maritim lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang,
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar
dan elang maritim pulang ke sarang
angin bertiup ke benua

Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau tiba padaku!

Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
kita akan bercerita:
"tentang cinta dan hidupmu pagi hari"

Untuk bisa membacakan puisi dengan baik, kita harus memahami puisi tersebut terlebih dahulu. Puisi Surat Dari Ibu ini merupakan puisi dengan tema nasihat. Puisi ini menggambarkan hikmah seorang ibu kepada anaknya.  Nasihat yang meminta anaknya untuk pergi mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup.

Dalam membacakan puisi ini, lebih cantik jikalau pembaca puisi bisa memberikan perasaan yang terkandung dalam puisi tersebut. Ada beberapa perasaan yang bisa ditonjolkan yaitu ketegasan untuk bait ke 2 :

Pergi ke maritim lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang,
dan warna senja belum kemerah-merahan
menutup pintu waktu lampau.

Selain itu, pembaca puisi hendaknya bisa membawa penonton ke suasana puisi tersebut melalui penggunaan nada yang tepat. Berikut merupakana suasana dalam puisi Surat Dari Ibu.

Suasana serius:
Tiang-tiang akan kering sendiri
dan nakhoda sudah tahu pedoman
boleh engkau tiba padaku!

Suasana haru:
kita akan bercerita:
"tentang cinta dan hidupmu pagi hari"



Share This :