Unsur adonan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, model linear, kambing hitam, persegi panjang, orang tua, rumah sakit jiwa, simpang empat, meja tulis, mata acara, cendera mata.
Gabungan kata yang sanggup menyebabkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-istri pejabat, anak istri-pejabat, ibu-bapak kami, ibu bapak-kami, buku-sejarah baru, buku sejarah-baru.
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah bila menerima awalan atau akhiran. Misalnya: bertepuk tangan, menganak sungai, garis bawahi, sebar luaskan.
Gabungan kata yang menerima awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, menggarisbawahi, menyebarluaskan, penghancurleburan, pertanggungjawaban
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, hulubalang, radioaktif, adakalanya, kacamata, saptamarga, apalagi, kasatmata, saputangan, bagaimana, kilometer, saripati, barangkali, manasuka, sediakala, beasiswa, matahari, segitiga, belasungkawa, olahraga, sukacita, bilamana, padahal, sukarela, bumiputra, peribahasa, syahbandar, darmabakti, perilaku, wiraswasta, dukacita, puspawarna.
Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, hulubalang, radioaktif, adakalanya, kacamata, saptamarga, apalagi, kasatmata, saputangan, bagaimana, kilometer, saripati, barangkali, manasuka, sediakala, beasiswa, matahari, segitiga, belasungkawa, olahraga, sukacita, bilamana, padahal, sukarela, bumiputra, peribahasa, syahbandar, darmabakti, perilaku, wiraswasta, dukacita, puspawarna.
Share This :
comment 0 comments
more_vert